• Beranda
  • Berita
  • Bansos Belum Tiba, Kepala Desa Gunakan Uang Pribadi Untuk korban Bencana Sulawesi Selatan
Nasional

Bansos Belum Tiba, Kepala Desa Gunakan Uang Pribadi Untuk korban Bencana Sulawesi Selatan

By Senin, 18 Januari 2021 Pengunjung (1014) 3 Menit Bacaan
bansos-belum-tiba-kepala-desa-gunakan-uang-pribadi-untuk-korban-bencana-sulawesi-selatan -

BERITANESIA.ID - Bantuan Sosial yang telah dikirim Pemerintah sebesar 1,7 miliar rupiah kepada korban gempa di Sulawesi (15/1)  dirasa belum tersalurkan secara merata. Bantuan yang terdiri dari logistik,  santunan ahli waris, makanan, tenda, peralatan dapur, pakaian, alas tidur dan selimut yang diberikan Kementerian Sosial dirasa belum cukup untuk seluruh korban bencana. Karenanya beberapa warga korban bencana memilih untuk melakukan meminta bantuan melalui media sosial.

Masri, Kepala Desa Maliaya, Kecamatan Malunda, Majene, mengatakan bahwa pasca bencana 2 hari tidak ada bantuan yang turun, ia membeli sendiri mie dan air mineral dan telah mendistribusikan bantuan tersebut kepada warga. Bahkan, dirinya bahkan harus mengeluarkan uang pribadinya, untuk membantu warga setempat. "Untuk sementara saya pakai uang pribadi dulu, berkordinasi dengan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (Kadis PMD) Kabupaten Majene," tambahnya.

Desa Maliaja adalah satu dari enam Desa yang terisolir karena bencana gempa yang menghantam pada Jumat (15/01) lalu. Akses keluar dan masuk desa tersebut menjadi tertutup longsor dan Pengungsi di desa sulit menerima bantuan dari luar. Akibatnya, persediaan makanan juga mulai menipis.

"Banyak anak kecil dan lansia, ada juga ibu hamil, peralatan medis lumpuh karena kantor puskesmas rata dengan tanah, lampu listrik padam dan jaringan telekomunikasi terputus serta hujan turun deras terus menerus," katanya. Menurut dia, belum ada bantuan sama sekali dari pemerintah provinsi dan kabupaten maupun dari relawan."Mohon bantuannya, ada banyak orang yang kedinginan, ada banyak jiwa terancam kekurangan makanan, ada banyak manusia terancam kesehatannya menurun," ujarnya.

Hingga hari ketiga setelah gempa terjadi, enam desa terisolir di Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat belum terima bantuan. Keenam desa tersebut yaitu Desa Sambabo, Kabiraan, Tande Allo, Ulumanda, Popenga dan Panggalo. “Hingga hari ketiga setelah gempa belum ada bantuan yang masuk,” ujar Fajaruddin Koordinator Tim Relawan FTI UMI Makassar Zakir Sabhara yang telah terlebih dahulu masuk ke daerah tersebut. “Banyak warga yang rumahnya rubuh karena gempa, ada juga terkena longsoran itu juga membutuhkan bantuan,” sambungnya. Belum masuknya bantuan Desa terisolir tersebut dikarenakan akses ke sana belum bisa dilalui oleh roda empat. Sehingga salah satu bantuan yang mendesak saat ini yaitu alat berat untuk membuka akses ke wilayah tersebut.  “Kami berharap ada bantuan dari pemerintah atau BNPB maupun BPBD supaya daerah terisolir ini bisa diprioritaskan,” kata Zakir. “Bantuan mendesak adalah alat berat untuk membuka akses,” sambungnya.

Diketahui sebelumnya, gempa bumi sebesar 6,2 SR mengguncang Sulawesi Barat pada Jumat dini hari, pukul 02.30 wita (15/01),dan mengakibatkan hampir 20 ribu orang mengungsi dan 81 orang dikabarkan meninggal dunia (18/1).

Penulis : Dara Sita Lauvea
Editor : TNA



Tag Terkait :

Berita Lainnya