BERITANESIA.id - Melindungi area wajah di tempat umum penting saat pandemi
Covid-19. Sejauh ini, terdapat sejumlah alat pelindung wajah yang bisa dipilih
seperti face
shield. Namun, apakah alat itu efektif melindungi penyebaran
virus corona di udara?
CEO
dan Pendiri Sensory Cloud, David Edwards mengatakan terdapat beberapa hal
kontradiktif mengenai face shiled. Ia mengatakan pelindung wajah itu
efektif mencegah percikan yang keluar melalui batuk atau bersin, tetapi tidak
bisa menahan partikel yang lebih kecil lantaran tidak sepenuhnya menutupi muka.
"Partikel yang lebih kecil tidak berjalan seperti peluru, mereka yang
melayang di udara dan di bawah face shield, Anda masih bernapas di udara
itu," kata David yang juga peneliti dari Universitas Harvard, dikutip dari People, Jumat,
17 Juli 2020.
Sehingga,
ia menyarankan tetap menggunakan masker, meskipun dipakai bersama dengan face
shield atau tidak. "Dari sudut pandang ilmiah, jika Anda
bertanya kepada saya, masker kelas bedah versus face shield,
saya akan memakai masker," ucap Edwards.
Masker sangat penting, mencuci tangan sangat penting, jarak sosial
sangat penting. Apa pun lebih baik daripada tidak sama sekali.
Menurutnya,
jenis N95 menjadi masker terbaik untuk mencegah penyebaran Covid-19. Namun,
jenis pelindung wajah satu ini hanya disediakan untuk tenaga medis dan pekerja
garda terdepan melawan Covid-19.
Edwards
menambahkan, belakangan ini penelitian menetapkan masker kain yang dijahit
berlapis-lapis menjadi pilihan paling efektif kedua. Semakin banyak lapisan
pada masker kain semakin baik. "Ilmu pengetahuan memudahkan. Anda dapat
memakai masker berlapis yang memiliki ukuran pori sangat kecil, yang pas untuk
wajah," ujar Edwards.
Menanggapi
pilihan lain yang sedang marak, Edward menuturkan masker plastik transparan
yang memperlihatkan mulut agar mudah berkomunikasi hingga saat ini belum diuji
keefektifannya mencegah Covid-19. "Segala jenis integrasi bahan plastik
yang jenisnya tidak dapat ditembus partikel baik, tapi Anda harus memastikan
segelnya berfungsi baik," tutur Edwards.
Kepala
Medical Officer di WebMD dan koresponden kesehatan MSNBC John Whyte
menambahkan, face
shield memiliki fungsi perlindungan dengan maksud mencegah
orang yang memakainya melepas masker ketika berbicara.
Sekelompok
peneliti di Florida Atlantic University's College of Engineering and Computer
Science menunjukkan data ketika seseorang tidak menggunakan makser, percikan
melalui batuk bisa menyebar lebih dari 8 kaki atau 2,4 meter, melebihi jaga
jarak yang diimbau yakni 6 kaki atau 1,8 meter.
Edward
menegaskan penggunaan masker diikuti alat pelindung wajah baik untuk digunakan.
Karena bila hanya menggunakan face shield tanpa masker, berarti seseorang tidak
memahami hasil penelitian belum lama ini. Penelitian itu menyebutkan risiko
penularan virus corona turun 85 persen saat orang memakai masker.
"Pada
poin ini masker sangat penting, mencuci tangan sangat penting, jarak sosial
sangat penting. Apa pun lebih baik daripada tidak sama sekali," ujar
Edwards.
Sumber :
Tagar.id