BERITANESIA.ID - Salah satu gejala yang sering kali dirasakan oleh pasien Covid-19 adalah hilangnya kemampuan indra penciuman dan pencecap atau disebut juga anosmia.
Hilangnya kemampuan indra penciuman dan dan indra pencecap dapat berpengaruh pada penurunan nafsu makan, yang dapat mengganggu masuknya nutrisi sehari-hari dalam tubuh setiap orang.
Kehilangan kemampuan indra penciuman juga dapat berakibat fatal, mengakibatkan seseorang jadi tidak bisa menicum aroma sekitar seperti mendeteksi kebocoran gas, atau makanan yang sudah basi.
Jika hal itu terjadi, bagaimana cara menangani kemampuan indra penciuman dan pencecap yang hilang akibat Covid-19?
Latihan penciuman
Juru Bicara Satgas Covid-19 Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dr Tonang Dwi Ardyanto, ia mengatakan bahwa terdapat latihan yang bisa dilakukan untuk membantu proses pemulihan kemampuan indra penciuman dan pencecap.
"Itu namanya smell training. Untuk membantu indra kembali pulih kemampuannya," Jelas Tonang
Latihan penciuman atau smell training yang bisa dilakukan untuk pemulihan indra penciuman dan pencecap diantaranya dengan mencium benda-benda yang memiliki aroma khas.
Beberapa benda yang disarankan untuk melatih kembali penciuman, yaitu:
• Vanilla
• Bawang putih
• Jeruk
• Cengkeh
• Daun mint
• Kayu putih
• Mawar
Tonang menambahkan, kopi tidak dianjurkan sebagai sarana untuk pemulihan Indra Penciuman, karena kopi dapat membuat parosmia.
"Yang perlu koreksi adalah kopi. Itu justru tidak boleh, karena justru membuat parosmia," ujar Tonang.
Parosmia adalah distorsi pada indra penciuman, misalnya benda yang dicium jadi berbau busuk seperti sampah, karet terbakar, atau asap.
Gejala parosmia juga dapat ditemukan pada pasien yang terpapar Covid-19.
Cara melatih penciuman
Langkah-langkah yang dapat dilakukan secara mandiri saat latihan penciuman, diantaranya sebagai berikut :
• Taruh benda yang memiliki bau khas di bawah hidung
• Hirup dalam-dalam aromanya selama 15-20 detik
• Lakukan 2-3 kali sehari
Latihan penciuman dapat dilakukan berkelanjutan dalam 3 bulan, 6 bulan, atau sampai kemampuan indra penciuman dan pencecap pulih seperti sedia kala.
Benjamin S. Bleier, profesor otolaringologi-bedah kepala dan leher di Harvard Medical School, memperkirakan, paparan aroma secara berkala dapat meningkatkan kapasitas neurogeneratif sel khusus di daerah hidung, yang bertanggung jawab untuk penciuman.
Peningkatan kapasitas neuroregeneratif itu diperkirakan mampu membantu pemulihan syaraf penciuman yang rusak.