Gaya Hidup

Selami Wisata Pulau Bidadari

By Senin, 08 Juli 2019 Pengunjung (1349) 3 Menit Bacaan
selami-wisata-pulau-bidadari -

Terkadang memiliki nama tempat wisata yang unik justru menjadi nilai plus bagi para wisatawan. Ada banyak tempat wisata yang cenderung belum memiliki identitas unik bagi tempat wisata yang ada di Indonesia.

Pulau Bidadari adalah salah satu pulau yang menawan di Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu. Pulau indah ini dulunya bernama Pulau Sakit dan Pulau Pumered. Lokasinya termasuk yang dekat dari Jakarta sekira 15 kilometer atau 20 menit perjalanan dengan speedboat. Pulau Bidadari berada di antara gugusan Pulau Onrust, Pulau Khayangan, Pulau Kelor, dan Pulau Ayer. Secara administratif pulau ini masuk Kelurahan Untung Jawa, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Kepulauan Seribu. Pulau Bidadari terus dikembangkan sebagai salah satu tujuan wisata di Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu karena keindahan alam sekaligus bersejarah. Bersejarah mengingat abad ke-17, Pemerintah Hindia Belanda membangun rumah sakit lepra dan kusta di pulau ini. Selain itu, pada 1786 dibangun pula sebuah benteng pertahanan untuk melindungi Kota Batavia (Jakarta) dari serangan musuh.

Pulau Bidadari memiliki pantai berpasir putih dengan air laut yang jernih. Di sini tumbuh hutan mangrove dan tanaman langka yang terpelihara dengan baik seperti pohon perdamaian (Baringtonia exelsa), pohon kepuh, pohon sentigi (Pempis acidula), pohon kayu hitam (Diospyros maritama), pohon glodokan, dan beberapa tanaman buah. Sekira 60% tanaman di pulau ini terbilang jenis langka yang dilindungi.

Sebelum tahun 1970, pulau ini tidak pernah dikunjungi wisatawan. Barulah setelah tahun 1970-an, PT Seabreez mengelolanya untuk dijadikan resor wisata sekaligus mempopularkan namanya menjadi Pulau Bidadari. Menurut penuturan masyarakat, dinamakan Pulau Bidadari karena dahulu Pengeran Jayakarta dan keluarga kerajaan menjadikannya sebagai tempat rekreasi dan hanya keluarga kerajaan saja yang boleh berekreasi di pulau ini sehingga disebut Pulau Bidadari.

Karena lokasinya dekat dengan Jakarta sehingga air laut di pulau ini tidak tepat untuk snorkling dan diving. Akan tetapi, di sini Anda dapat mencoba atraksi wisata bahari seperti jetski, banana boat, canoe, atau memancing. Tersedia juga saranan outbond di cottage-nya.

Anda dapat berjemur di bawah sinar mentari (sunbathing) karena tersedia kursi kayu di area khusus. Tempat ini cocok untuk bercengkrama atau membaca buku.

Pulau Bidadari juga menjadi tempat pembibitan ikan lumba-lumba. Ada beberapa ekor lumba-lumba di sini. Anda atau anak-anak dapat berenang bersama lumba-lumba di sini.  Tersedia juga fasilitas terapi autis bagi anak dengan berinteraksi bersama lumba-lumba. Harga terapi ini adalah Rp150.000 per setengah jam. Dua ekor lumba-lumba yaitu Yossy dan Nia akan mengajak anak Anda berenang bersama dengan aman.

Di Pulau indah ini juga dapat Anda temui peninggalan bersejarah berupa benteng beserta meriamnya. Bentuk bangunan benteng menara pengawas tersebut di Eropa lebih dikenal dengan sebutan Menara Martello. Fungsi bangunan ini sebagai menara pengawas dan benteng dengan bentuknya bundar bergaris tengah 23 meter dan tebal dinding 2,50 meter. Di bagian tengah terdapat sebuah dinding lingkaran yang berfungsi sebagai tempat menampung air bersih untuk keperluan minum dan memasak tentara penjaga saat itu. Berdasarkan penelitian dan penggalian dari Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta, bangunan menara ini asalnya bertingkat dua karena adanya lubang-lubang penyangga balok lantai. Ruangan di lantai dua ada tujuh dan berfungsi sebagai ruangan tidur sekaligus tempat pengintaian. Salah satu berfungsi sebagai tempat penyimpanan amunisi.

Pulau Bidadari memiliki beberapa titik untuk Anda menikmati Matahari terbenam. Anda dapat sepuasnya mengabadikan Sang Surya di Pulau ini dengan kamera kesayangan lalu pamerkan sebagai oleh-oleh atau muatlah di microbloger. Sunset di Pulau Bidadari telah banyak dimanfaatkan untuk lokasi photo prewedding.

Tag Terkait :

Berita Lainnya