Gaya Hidup

Sibu - sibu Cafe

By Sabtu, 13 Mei 2017 Pengunjung (1574) 4 Menit Bacaan
sibu-sibu-cafe -

 

Seribu satu menu, sejuta rasa, itulah kekayaan kuliner yang dimiliki Indonesia. Lidah Andapun diajak “traveling” mencicipi berbagai makanan khas daerah.  Mulai dari gulai daging yang kaya akan cita rasa sampai pisang goreng serta minuman kelapa muda yang menyegarkan – kuliner di Indonesia sangat beragam. Ada yang mengatakan bahwa belum makan namanya jika belum makan nasi. Maka dari itu, untuk sarapan di pagi hari biasanya menu nasi goreng menjadi andalan, begitu juga pada saat makan siang dan makan malam, nasi masih menjadi makanan utama lengkap beserta lauk pauknya.

Maluku, sebuah provinsi di timur Indonesia ini memiliki keistimewaan tersendiri di hati setiap penduduk dan pengunjungnya. Ambon begitu nama ibu kota provinsi ini yang juga dikenal dengan sebutan “Ambon Manise”. Selain sangat dikenal sebagai tempat penghasil rempah-rempah, Maluku juga dikenal sebagai penghasil sederatan musisi handal nasional dan internasional. Sebut saja Daniel Sahuleka, seorang musisi jazz Belanda, kemudian ada juga Glenn Fredly, Melly Goeslaw, Melly Manuhutu, Harvey Malaiholo, Broery Pesulima, Bob Tutupoly dan bahkan salah satu anggota grup vokal Vengaboys yang terkenal pada era 90an bernama Kim Sasabone. Di provinsi ini pula Anda dapat menikmati kemistisan Tari Bambu Gila dan kemegahan tari perang yaitu Tari Cakalele serta di sini pula Anda akan menemukan berbagai pesona alam yang eksotis.

 

Sebelum memulai pertualangan Anda, sempatkan diri untuk mengekplorasi Kota Ambon yang merupakan pintu gerbang menuju ke keindahan Maluku. Di sini, ada banyak hal bisa dikunjungi dan dilihat, salah satunya adalah Sibu-Sibu Café. “Belum ke Maluku, Kalau Belum Mampir ke Sibu-Sibu”, begitu bunyi sepenggal mantra untuk menarik perhatian setiap orang yang berkunjung atau hendak berkunjung ke Maluku. Sibu-sibu café atau yang juga dikenal dengan Walang Kopi Sibu-Sibu berdiri awal April 2006. Café ini merupakan wujud kecintaan seorang wanita asli Maluku bernama June Manuhut terhadap seni dan budaya serta tanah Maluku.

 

Sibu-sibu yang dalam bahasa Maluku berarti “angin sepoi-sepoi” dan dalam bahasa Melayu Ambon disebut “Hail buang lansyik” yang berarti rumah tempat melepas suntuk. Sibu-Sibu Café adalah tempat yang tepat untuk bersantai dan bercengkrama dengan teman-teman.

 

Meskipun hanya sebuah café untuk besantai namun Sibu-sibu Café bukan sekedar café biasa. Café ini merupakan media presentasi dari seni dan budaya Maluku. Jika ditatap dari luar, café ini tampak biasa-biasa saja namun begitu melangkahkan kaki ke dalamnya maka Anda akan disambut oleh jojaro-jojaro (pelayan) berbaju cele dan dimanjakan dengan interior café yang unik yaitu perpaduan etnik dan nostalgia tahun 80-an dan 90-an. Kursi-kursi dan pajangan di café ini bernunsa etnik sementara dinding café yang berwarna hijau muda dihiasi foto-foto musisi, artis maupun tokoh terkenal asal Maluku atau yang memiliki darah Maluku  seperti Daniel Sahuleka, Broery Marantika, Vengaboys, Glenn Fredly, dan lainnya.

 

Di Sibu-Sibu Café pengunjung dapat menikmati secangkir kopi hangat ditemani musik Maluku yang dibawakan penyanyi dari Maluku dari segala Zaman mulai dari tahun 70-an sampai sekarang. Koleksi musik yang ada di Sibu-Sibu Café seperti musik Hawaiian, folks, pop dan jazz. Setiap harinya, dari pagi hingga malam hari café ini tidak pernah sepi pengunjung. 

 

Kopi rarobang merupakan menu utama dan paling dicari di sibu-sibu Café. Kopi ini terbuat dari biji kopi robusta diolah secara tradisional. Kopi ini dicampur dengan bubuk cengkeh, jahe dan ditaburi kacang kenari sebagai toping.  Campuran bahan-bahan tersebut menghasilkan aroma kopi yang unik dan tidak akan terlupakan.

 

Untuk bisa menikmati secangkir Kopi rarobang, Anda hanya mengeluarkan Rp15.000,- saja. Kopi rarobang sangat nikmat jika ditemani penganan tradisional Ambon seperti kasbi, koyabu, bruder sageru, pulut unti dan pulut siram. Berbagai juice dan cemilan juga tersedia di Sibu-Sibu Café. Café ini menjual pula sovenir khas Maluku atau membawa pulang kopi Rarobang yang sudah dikemas dalam bungkusan.

 

Tag Terkait :

Berita Lainnya