BERITANESIA.ID, Bogor - 19 Desember 2024 – Fakultas Teknik Universitas Pakuan dan Universitas Ibn Khaldun Bogor bergandengan tangan dalam upaya menjaga keberlanjutan Situ Tunggilis di Desa Situsari, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor. Situ seluas 35,5 hektar ini merupakan bagian penting dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Bekasi dan menjadi salah satu dari 258 situ di Kabupaten Bogor yang berpotensi besar untuk dikembangkan.
Dalam acara diseminasi hasil penelitian dan pengabdian masyarakat (PkM) di Aula Fakultas Teknik Universitas Pakuan, Kamis (19/12), kolaborasi ini mempresentasikan enam karya ilmiah. Acara dibuka oleh Dr. Ir. Singgih Irianto TH, M.Si. (Dekan Fakultas Teknik Universitas Pakuan) dan Dr. Feril Hariati, ST., M.Eng. (Dekan Fakultas Teknik dan Sains Universitas Ibn Khaldun Bogor).
Hasil Kolaborasi Penelitian dan PkM
Tiga penelitian utama:
1. Analisis Peruntukan Ruang di Sempadan Situ Tunggilis.
2. Kajian Kualitas Air dan Dampaknya terhadap Pertumbuhan Eceng Gondok.
3. Tata Kelola Badan Air Situ Tunggilis.
Tiga program pengabdian masyarakat:
1. Desain Gerbang Masuk Kawasan Wisata.
2. Perancangan Pedestrian Apung untuk Mendukung Pariwisata.
3. Pemanfaatan PLTS Terapung untuk Fasilitas Umum.
Tantangan dan Potensi Situ Tunggilis
Kajian lapangan menunjukkan sejumlah kendala, termasuk akses wisata yang terbatas dan ketidakseimbangan sempadan di sisi utara dan selatan. Selama musim kering, air situ menurun, dan area timur tertutup ganggang serta eceng gondok yang perlu dikelola. Meskipun demikian, aktivitas memancing ikan mujair dan nila oleh warga menjadi daya tarik wisata sekaligus mata pencaharian.
Situ Tunggilis memiliki tiga fungsi utama:
1. Ekonomi – mendukung perikanan, pertanian, dan pariwisata.
2. Sosial Budaya – menjadi inspirasi tradisi dan religi masyarakat.
3. Ekosistem – menjaga keanekaragaman hayati dan mengendalikan banjir.
Kolaborasi Multistakeholder
Acara ini melibatkan pemangku kepentingan, seperti BBWS Ciliwung Cisadane, Sekda Kabupaten Bogor, dan dinas terkait, termasuk PUPR, DLH, dan Pariwisata. Partisipasi masyarakat lokal seperti Camat Cileungsi, Kepala Desa Situsari, dan komunitas POKMAWAS turut memperkaya diskusi.
Usulan Pengembangan
Para peneliti merekomendasikan pengelolaan berbasis ekosistem yang mengintegrasikan zonasi rekreasi, budidaya perikanan, dan tanaman air. Teknologi rendah dampak seperti biofilter tanaman air juga diusulkan untuk meningkatkan kualitas air. Langkah ini diharapkan mempercepat pengembangan kawasan wisata yang ramah lingkungan.
Antusiasme dan Harapan
Respon positif datang dari peserta acara, yang berharap kolaborasi ini menjadi model bagi pengembangan situ lainnya di Kabupaten Bogor. Dr. Singgih Irianto menyampaikan, “Sinergi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat ini adalah langkah penting menuju keberlanjutan. Kami optimis upaya ini akan memberikan dampak nyata dalam waktu dekat.”
Dengan pengelolaan berkelanjutan, Situ Tunggilis tidak hanya diharapkan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal tetapi juga berkontribusi pada pencapaian target pembangunan nasional.