BERITANESIA.id - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump
sedang mengkaji untuk melarang semua anggota Partai Komunis Cina (CCP) yang berjumlah 92 juta orang melakukan perjalanan ke AS.
Hal itu dapat dipastikan akan semakin memperburuk hubungan kedua negara.
Pada Kamis (16/7), seorang sumber yang mengetahui hal
tersebut mengungkapkan, para pejabat senior di pemerintahan Trump telah mulai
mengedarkan sebuah rancangan perintah presiden yang mungkin diambil terkait
larangan perjalanan anggota CCP. Namun
pembahasannya masih dalam tahap awal dan masalah tersebut belum diajukan kepada
Trump.
Jika larangan benar-benar diterapkan, hal itu dapat memukul CCP, mulai pejabat tinggi hingga anggota level terendahnya.
China dapat dipastikan akan mengambil langkah balasan. Ia bisa saja tak hanya
menyasar diplomat, tapi juga eksekutif bisnis yang berpotensi merugikan
kepentingan AS di China.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri China Mike Pompeo telah
berhenti mengonfirmasi bahwa pemerintahan Trump sedang mempertimbangkan larangan
masuk bagi seluruh anggota CCP. Namun dia menyebut pemerintah tengah berpikir
tentang bagaimana melawan CCP.
Sekretaris Pers Gedung Putih Kayleigh McEnany tak memberi
penjelasan mendetail terkait hal tersebut. “Kami menjaga setiap opsi yang
berkaitan dengan China di atas meja,” ujarnya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying telah
mengetahui tentang adanya rencana atau perimbangan perihal dilarangnya seluruh
anggota CCP ke AS. Menurutnya, hal itu akan
sangat menyedihkan jika benar-benar diterapkan.
Hubungan AS dan Cina telah memburuk selama beberapa tahun
terakhir. Kedua negara terlibat perselisihan dalam berbagai isu, seperti
sengketa klaim di Laut Cina Selatan (LCS), dugaan pelanggaran hak asasi manusia
(HAM) di Xinjiang, status otonomi khusus Hong Kong, hingga cara Beijing
menangani pandemi Covid-19.
Perselisihan itu diikuti dengan perang dagang antara kedua
negara. AS dan Cina saling menerapkan tarif terhadap produk atau komoditas yang
diimpor satu sama lain. Banyak pihak menilai bahwa ini merupakan titik terendah
dalam hubungan kedua negara.
Sumber : Republika.co.id