BERITANESIA.id - Sebuah tim ilmuwan Kanada meyakini telah
menemukan jenis ganja yang dapat membantu mencegah atau mengobati infeksi virus corona, menurut sebuah penelitian.
Para peneliti dari University of Lethbridge
mengatakan sebuah penelitian pada bulan April menunjukkan setidaknya 13 tanaman
kanabis dengan kandungan CBD (kanabidiol) tinggi tampaknya mempengaruhi jalur
ACE2 yang digunakan virus corona untuk mengakses tubuh.
“Awalnya kami benar-benar terpana, dan kemudian
kami benar-benar bahagia,” kata salah satu peneliti, Olga Kovalchuk, kepada CTV
News, sebagaimana dikutip New York Post, 21 Mei 2020.
Hasilnya, dicetak dalam jurnal online Preprints,
menunjukkan ekstrak kandungan tinggi CBD dapat membantu memblokir protein yang
menyediakan "gerbang" untuk Covid-19 memasuki sel inang.
Suami Kovalchuk, Igor, menyatakan ganja dapat
mengurangi titik masuk virus tersebut hingga 70 persen. "Karena itu, Anda
memiliki lebih banyak kesempatan untuk melawannya," katanya kepada CTV.
“Pekerjaan kami dapat memiliki pengaruh besar -
tidak banyak obat yang berpotensi mengurangi infeksi 70 hingga 80 persen,”
katanya kepada Calgary Herald.
Sementara mereka menekankan bahwa diperlukan
lebih banyak penelitian, penelitian ini memberi harapan bahwa kanabis, jika
terbukti memodulasi enzim, "dapat membuktikan strategi yang masuk akal
untuk mengurangi kerentanan penyakit" serta "menjadi tambahan yang
berguna dan aman untuk pengobatan Covid-19 sebagai terapi tambahan."
Ganja bahkan dapat digunakan untuk “mengembangkan
perawatan pencegahan yang mudah digunakan dalam bentuk produk obat kumur dan
tenggorokan,” penelitian menyarankan, dengan “potensi untuk mengurangi masuknya
virus” melalui mulut.
"Kuncinya bukanlah bahwa ganja yang Anda
ambil di toko akan melakukan trik itu," kata Olga kepada CTV. Penelitian
menyebutkan hanya segelintir lebih dari 800 varietas sativa yang tampaknya membantu.
Semuanya tinggi dalam CBD anti-inflamasi, tetapi rendah dalam THC, bagian yang
menghasilkan kanabis tinggi.
Penelitian, yang belum ditinjau oleh sejawat, itu
dilakukan dalam kemitraan dengan Pathway Rx, sebuah perusahaan riset terapi
ganja, dan Swysh Inc., sebuah perusahaan riset berbasis cannabinoid.
Para
peneliti sedang mencari dana untuk melanjutkan upaya mereka untuk mendukung
inisiatif ilmiah untuk mengatasi Covid-19.
"Sementara ekstrak kami yang paling efektif membutuhkan validasi skala
besar lebih lanjut, penelitian kami sangat penting untuk analisis masa depan
dari efek kanabis medis pada Covid-19," kata penelitian tersebut.
Sumber : tempo.co