Studi Menyatakan Masalah Kesehatan Mental Meningkat Selama Pandemi
BERITANESIA.id - Pandemi Covid-19 tidak hanya mengancam kesehatan
fisik, namun juga kesehatan mental. Baru-baru ini, para ahli meneliti kesehatan mental dari unggahan seseorang ke media sosial
(medsos).
Salah satu peneliti di University of Alberta Dr Alona
Fyshe mengatakan, apa yang dilihat sebagai unggahan sederhana, sebenarnya dapat
membantu melukiskan bagaimana perasaan seseorang selama pandemi ini.
Menurut dia, kesehatan mental membentuk setiap bagian
dari kehidupan dan juga mempengaruhi setiap orang dengan cara berbeda.
"Jadi satu orang mungkin menemukan hal-hal yang mudah diselesaikan dan
orang lain mungkin merasa lebih sulit," kata Fyshe seperti dilansir
di CTV News, Kamis (16/7).
Hasil statistik telah menunjukkan bahwa masalah
kesehatan mental sedang meningkat seiring krisis pandemi Covid-19. Namun
peneliti ingin mengetahui dengan tepat masalah apa yang dihadapi banyak orang
dan bagaimana mereka berjuang.
Penelitian ini menggunakan artificial
intelligence (A.I. untuk
menarik sekitar satu juta cicitan di Twitter yang berkaitan
dengan kata kunci dan frasa kesehatan mental selama pandemi. Menurut Fyshe,
dengan kecerdasan buatan, mereka dapat melakukan sesuatu yang lebih kompleks.
Memungkinkan untuk melihat bukan hanya depresi atau sedih, tetapi juga murung,
kecewa, dan ekspresi lainnya.
"Dari situ kami juga paham kata-kata yang
digunakan dalam konteks tertentu dapat berarti depresi atau sedih," kata
Fyshe.
Setelah semua data dikumpulkan dengan penggunaan
kecerdasan buatan, cicitan akan dikategorikan kembali secara spesifik. Dengan
begitu, para peneliti dapat mengklasifikasi masalah yang menyebabkan tekanan
mental secara tepat.
"Apa yang saya sukai dari pendekatan ini adalah ini menjadi salah satu
cara untuk membiarkan orang-orang menceritakan kisah mereka sendiri dan membagi
cerita-cerita itu kepada orang lain di medi sosial," kata peneliti
lainnya, Daniel Lizotte, dari Schulich School of Medicine and Dentistry,
Western University.
Penelitian ini diharapkan mampu mengidentifikasi mayor
utama masalah dalam kesehatan mental selama pandemi Covid-19. Fyshe mengatakan,
nantinya hasil studi akan diteruskan dan digunakan oleh profesional kesehatan
dan pembuat kebijakan.
"Yang ingin kami lakukan adalah mengungkap informasi kepada orang-orang yang ahli dan dapat memberikan dukungan yang diperlukan untuk suasana hati dan perubahan budaya selama masa-masa sulit ini," ujarnya.
Sumber : Republika.co.id