Taman Hiburan Ini Tantang Pengunjung Teriak dalam Hati Saat Naik Roller Coaster


BERITANESIA.id - Taman hiburan Fuji-Q Highland, Jepang menantang pengunjungnya untuk berteriak dalam hati saat menaiki wahana roller coaster. Hal itu merupakan program khusus yang diluncurkan taman bermain agar pengunjung mentaati pedoman terbaru wahana roller coaster sejak taman bermain di Jepang dibuka kembali pada Juni.

Hal itu merujuk pada pedoman yang sikeluarkan oleh operator taman bermain di Jepang, berisi tentang larangan berteriak di wahana roller coaster. Taman hiburan ini meminta pengunjung agar tidak berteriak saat menaiki wahana, sebab tetesan air liur dari mulut seseorang memungkinkan menyebarkan virus.

Namun, karena berteriak merupakan sesuatu tindakan yang dilakukan spontan saat bermain roller coaster dengan kecepatan tinggi, aturan itu dirasa akan sulit untuk dipatuhi. Agar aturan tersebut ditaati, pihak taman bermain memberikan tantangan kepada pengunjung yang menaiki wahana roller coaster untuk menahan jeritan.

Program yang bertajuk 'tolong berteriak di dalam hatimu saja' akan memberikan tiket masuk gratis ke Fuji-Q Highland untuk mereka yang berhasil menahan jeritan dan memberikan ekspresi terlucu. Setiap pengunjung harus mengunggah ekspresi lucu mereka menahan teriakan di media sosial dengan tagar #KeepASeriousFace atau #SmileFace.

Sebagai contoh, dua orang bos dari Taman Hiburan Fuji-Q Highland menaiki roller coaster taman Fujiyama dalam keheningan total dan penuh ketenangan. Di sisi lain, program ini diluncurkan setelah pedoman tersebut mendapat kritik dari pengunjung yang meragukan naik roller coaster tanpa berteriak.

"Kami menerima keluhan bahwa permintaan asosiasi taman bermain untuk tidak membuat suara keras tidak mungkin dan terlalu ketat," kata juru bicara Fuji-Q.

Selain itu, aturan menjaga jarak sosial juga termasuk dalam pedoman itu. Pada wahana rumah hantu, para hantu yang bersembunyi harus menjaga jarak aman dengan pengunjung.

Staf dengan kostum karakter lucu seperti boneka biasanya menjadi favorit anak-anak. Biasanya mereka akan datang untuk memeluk atau sekadar tos. Tapi kini para staf dengan kostum tersebut dilarang bersentuhan dan harus menjaga jarak.

Pertunjukan tiga dimensi juga tidak boleh beroperasi, kecuali kacamata khusus yang digunakan pengunjung bisa benar-benar dibersihkan satu persatu.

Para pedagang yang berjualan di taman pun dilarang untuk mengeluarkan mainan atau sampel makanan yang bisa dicoba oleh anak-anak. Hal itu untuk menghindari banyaknya sentuhan.

Sumber : Kumparan.com

 

Tags