Update Virus Corona di Dunia 22 Juli: 15 Juta Orang Terinfeksi | Perang Hoaks WHO soal Covid-19


BERITANESIA.id - Penyebaran virus corona secara global, masih terus bertambah dari hari ke harinya.

 

Melansir data dari laman Worldometers, total kasus Covid-19 di dunia terkonfirmasi sebanyak 15.080.860 (15 juta) kasus hingga Rabu (22/7/2020) pagi.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 9.102.398 (9,1 juta) pasien telah sembuh, dan 618.407 orang meninggal dunia.

Kasus aktif hingga saat ini tercatat sebanyak 5.360.055 dengan rincian 5.296.258 pasien dengan kondisi ringan dan 63.797 dalam kondisi serius.

Berikut 10 negara dengan jumlah kasus virus corona terbanyak:


1. Amerika Serikat, 4.025.519 kasus, 144.904 orang meninggal, total sembuh 1.884.958.

 

2.Brasil, 1.884.958 kasus, 81.597 orang meninggal, total sembuh 1.465.970.

 

3. India, 1.194.085 kasus, 28.771 orang meninggal, total sembuh 752.393.

4. Rusia, 783.328 kasus, 12.580 orang meninggal, total sembuh 562.384.

5.Afrika Selatan, 381.798 kasus, 5.368 orang meninggal, total sembuh 208.144.

6. Peru, 362.087 kasus, 13.579 orang meninggal, total sembuh 248.746.

7. Meksiko, 349.396 kasus, 39.485 orang meninggal, total sembuh 222.068.

8. Cile, 334.683 kasus, 8.677 orang meninggal, total sembuh 306.816.

9. Spanyol, 313.274 kasus dan 28.424 orang meninggal.

10. Inggris, 295.817 kasus dan 45.422orang meninggal.

Indonesia

Kasus virus corona di Indonesia tercatat juga mengalami peningkatan, baik dari jumlah kasus, pasien sembuh, maupun yang meninggal dunia.

Hingga Selasa (21/7/2020) pukul 12.00 WIB, kasus positif Covid-19 bertambah sebanyak 1.655. Sehingga jumlahnya saat ini menjadi 89.869 orang.

Sedangkan untuk kasus sembuh, juga ada penambahan sebanyak 1.489 orang.

Penambahan itu sekaligus menjadikan total pasien yang telah sembuh menjadi 48.466 orang.

Namun, pasien yang meninggal dunia karena infeksi Covid-19 ini juga ikut bertambah sebanyak 81 orang.

Maka, jumlah pasien yang meninggal dunia kini jumlahnya menjadi 4.320 orang.

Amerika Serikat

California menjadi negara bagian Amerika Serikat kedua setelah New York yang telah melaporkan kasus Covid-19 lebih dari 400.000.

 

Mengutip Al Jazeera, Selasa (21/7/2020), negara bagian yang memiliki jumlah penduduk paling padat di AS ini hampir melampaui jumlah kasus yang terkonfirmasi di New York.

New York sejauh ini telah melaporkan lebih dari 412.800 kasus Covid-19.

Penambahan kasus di California meningkat dengan rata-rata 8.300 kasus per harinya.

Kanada

Masih dari sumber yang sama, pihak berwenang di Kanada memperkirakan akan terjadi lonjakan kasus virus corona di negara tersebut.

Menurut seorang pejabat medis senior Kanada, peningkatan kasus Covid-19 diperkirakan akan terjadi ketika sektor ekonomi dibuka kembali.

Wakil petugas kesehatan masyarakat Howard Njoo mengatakan, keberhasilan upaya untuk memerangi wabah itu dapat dirusak oleh orang-orang yang telah merasa aman dari virus.

Jumlah kasus harian di Kanada sekarang sekitar 460, bertambah dibandingkan hanya kisaran 300 kasus pada awal bulan.

Pihak berwenang di 10 provinsi secara bertahap mengangkat pembatasan sosial dan ekonomi yang diberlakukan pada bulan Maret, ketika wabah mulai muncul di sana.

"Provinsi-provinsi … sedang mencoba untuk membuka kembali pada saya pikir langkah yang sangat hati-hati, perlahan membuka bar dan restoran. Tetapi semua orang mengakui kita akan berharap untuk mendapatkan klaster baru," kata Njoo.

Polandia

Salah satu negara di Eropa, Polandia, berharap sekolah-sekolah dapat dibuka kembali pada bulan September mendatang.

Namun, pembukaan sekolah tersebut harus memiliki kepastian keamanan dikarenakan situasi yang masih diselimuti pandemi Covid-19.

Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Pendidikan Polandia Dariusz Piontkowski dalam unggahan di Twitter, Selasa (21/7/2020).

Dariusz juga menyatakan, pihaknya kini tengah menyusun kerangka hukum untuk memungkinkan kepala sekolah bereaksi cepat jika tiba-tiba ada kasus Covid-19.

Perang hoaks WHO

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa mereka akan memerangi berita palsu yang berbahaya soal virus corona.

WHO akan bersama-sama dengan para ilmuwan dari beberapa bidang untuk melawan informasi menyesatkan mengenai Covid-19 yang semakin berbahaya bila dibiarkan.

Para peneliti dari disiplin ilmu mulai dari matematika untuk IT, sosiologi, psikologi, kesehatan dan komunikasi akan menjadi bagian dari proyek WHO ini.

Kolaborasi ini akan fokus pada bidang penelitian baru, yang oleh WHO disebut "infodemiologi".

Menurut WHO, informasi yang tidak jelas dan menyesatkan tersebut dapat "membahayakan kepercayaan" pada otoritas kesehatan.

"Aspek yang paling merusak dari infodemik itu adalah informasi yang salah dan menyesatkan dari aktor-aktor non-kesehatan. Ini telah menyebabkan klaim berbahaya dan tidak terbukti dibagikan."

 

Sumber : kompas.com