Covid-19 Surut, Kolam Renang Wuhan Dipenuhi Puluhan Ribu Orang untuk Pesta Air


 BERITANESIA.id - Pemandangan Kota Wuhan kini berubah. Setelah jadi episentrum penyebaran Covid-19 pada awal tahun, wajah kota itu kini ceria. Setiap hari warga bersuka ria, berkumpul di taman-taman kota atau pusat perbelanjaan.

Bahkan ribuan orang berkumpul di taman air terbuka, untuk festival musik elektronik - tanpa masker atau tindakan jarak sosial. Dinukil dari CNN, selama akhir pekan, Taman Air Pantai Maya Wuhan dipenuhi pengunjung pesta. Mereka mengenakan pakaian renang sambil berkumpul berdampingan dan melambai mengikuti irama musik.

Mereka menikmati air setinggi pinggang dan bersantai balon karet tiup yang memenuhi kolam, dengan sedikit ruang untuk mengapung. Para pengunjung pesta berdiri dengan bahu saling berdempetan, saat menikmati pertunjukan musik elektronik di Taman Air Pantai Maya Wuhan (Wuhan Maya Beach Water Park) .

Suasana pesta yang ramai itu, kontras dengan pemandangan dunia saat ini. Banyak negara masih bergulat dengan virus mematikan itu. Lebih dari 21 juta orang telah terinfeksi di seluruh dunia, dengan puluhan ribu kasus baru dilaporkan setiap hari di Amerika Serikat, Brasil, dan India.

Tetapi di Wuhan, kehidupan berangsur-angsur kembali normal. Kota berpenduduk 11 juta di provinsi Hubei itu kembali ke dalam kehidupan normal, setelah pencabutan penguncian yang ketat pada April. Setelah 76 hari penguncian, Wuhan belum melaporkan kasus baru sejak pertengahan Mei.

Seiring kota yang mulai terbuka, Taman Air Pantai Maya Wuhan dibuka kembali pada akhir Juni. Sayangnya, bertepatan dengan musim hujan sehingga warga enggan untuk bermain air. Jumlah pengunjung pada awal Agustus hanya mencapai setengah dari tingkat pada periode yang sama tahun lalu, menurut Hubei Daily.

Saat ini, taman air menerima rata-rata 15.000 pengunjung setiap hari selama akhir pekan, dan menawarkan diskon setengah harga untuk beberapa pengunjung, demikian Hubei Daily melaporkan.

Mengenang Wuhan

Virus corona baru atau Covid-19, pertama kali terdeteksi di Wuhan pada Desember tahun lalu. Sebagai episentrum awal wabah, menurut data dari Komisi Kesehatan Nasional dan Komisi Kesehatan Provinsi Hubei, infeksi di kota itu menyumbang hampir 60 persen dari 84.000 lebih total kasus yang dikonfirmasi di seluruh Cina.

Pada 23 Januari, Pemerintah Cina menutup Wuhan dari dunia luar, dalam penguncian yang diberlakukan negara yang belum pernah terjadi sebelumnya. Semua penerbangan, kereta api, dan bus dibatalkan dan pintu masuk jalan raya diblokir. Transportasi umum di kota itu ditutup, dan penduduk dilarang meninggalkan komunitas mereka - bahkan untuk berbelanja bahan makanan.

Kota-kota lain di provinsi Hubei segera mengikutinya, mengadopsi pembatasan serupa. Langkah-langkah "sapu bersih" itu mempengaruhi lebih dari 60 juta penduduk Hubei. Langkah Cina yang sukses ini, sulit diikuti negara lain.

Untuk menunjukkan kepercayaan diri, Presiden China Xi Jinping mengunjungi Wuhan pada 10 Maret, tiga bulan setelah wabah pertama kali terdeteksi di kota itu. Tetapi virus muncul kembali sebentar pada pertengahan Mei, ketika enam kasus baru ditemukan di komunitas perumahan di kota.

Saat ini, otoritas kota meluncurkan uji coba asam nukleat yang melibatkan 6,5 juta tes hanya dalam sembilan hari, demi mencari calonpenetral virus corona. 


sumber : Tempo.co

Tags