Solo Terancam Menjadi Zona Hitam, Pasien Positif COVID-19 Bertambah 18 Orang
BERITANESIA.id - Pada masa pandemi COVID-19 di Kota Solo, Jawa Tengah
mencapai rekor 63 orang terkonfirmasi secara akumulatif. Kenaikan setelah 18
orang Tenaga Kesehatan asal Kota Solo terkonfirmasi positif. Setidaknya
melejitnya angka ini dikatakan Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan
COVID-19 Kota Solo, Ahyani, Minggu (12/07).
"Yang positif dari PPDS ada 25 orang. Nah, yang 15
ternotifikasi di kami karena warga Solo. Kemudian yang tiga itu masyarakat
umum, bukan Tenaga Kesehatan (Nakes)," jelasnya.
Sedangkan jumlah 18 pasien terkonfirmasi positif COVID-19
tersebut merupakan klaster RSUD Dr. Moewardi dan merupakan dokter residen
Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Paru, Universitas Sebelas Maret
(UNS). Dia mengakui penambahan jumlah tersebut menjadi rekor baru karena selama
ini Kota Solo tidak pernah mencatatkan angka sebanyak ini. Dia menyayangkan
selama ini RS Moewardi tidak terbuka.
"Ya, karena kemarin Moewardi enggak terbuka saja. Tahu-tahu
yang kena banyak dan mayoritas warga Solo," ujarnya.
Ancaman Zona Hitam
Dari tidak terbukanya pihak rumah sakit, Ahyani berharap rumah
sakit tracing masif. Diakuinya penambahan tersebut membuat Kota Solo kembali
berstatus merah, setelah zona kuning. Bahkan tidak menutup kemungkinan berubah
zona hitam jika dari klaster baru tersebut ada penularan lain.
Apalagi, para dokter residen peserta PPDS diketahui juga praktik
di rumah sakit swasta, sehingga ia berharap RSUD Dr. Moewardi segera melakukan
tracing masif.
"Kita juga akan lakukan tracing di luar lagi, di pusat-pusat
keramaian dan kita ketati lagi yang kumpul-kumpul, ramai-ramai. Seperti di
alun-alun kidul, kita tegasi anak-anak di bawah 15 tahun tidak boleh masuk.
Sekolah juga, meski Senin masuk tahun ajaran baru, saya belum izinkan tatap
muka. Yang hajatan juga tidak boleh di rumah harus di tempat umum,"
tandasnya.
Kesempatan berbeda, Dekan Fakultas Kedokteran UNS Surakarta
Prof. dr Revino kembali menyampaikan jika sebanyak 19 orang dari mahasiswa
Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo
yang menjadi Tenaga Kesehatan terkonfirmasi positif COVID-19.
Selanjutnya, untuk sementara itu dokter spesialis paru ada 4
orang terkonfirmasi positif COVID-19. Kemudian secara terpisah, Kepala Dinas
Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih memaparkan akan menunggu hasil
tracing internal yang dilakukan RSUD Dr. Moewardi. Dengan demikian pihaknya
juga melakukan tracing wilayah.
"Makanya, kenapa selama ini kita minta segera diberi
tembusan laporan dari Moewardi, ya itu untuk tracing wilayah. Karena saya kan
harus mengamankan masyarakat Solo dengan sebisa mungkin memutus penyebaran
COVID-19 melalui tracing," tandasnya.
Selain itu, untuk data selain Nakes ini, dia mengatakan ketiga
pasien positif COVID-19 yang baru merupakan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang
naik kelas. Mereka di antaranya satu dari Kelurahan Mojosongo, satu dari
Jebres, dan satu dari Banyuanyar.
"Dan semuanya tidak ada kaitannya dengan kasus lama,
semuanya kasus baru PDP naik kelas," ujarnya.
Dari data tertanggal 12 Juli 2020 jika ada penambahan 18 pasien
baru, maka jumlah kumulatif pasien terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 63
orang. Rinciannya, 22 orang rawat inap, 37 orang sembuh, dan 4 meninggal dunia.
Sedangkan untuk jumlah PDP secara kumulatif tercatat sebanyak 292
orang dengan rincian yakni 246 orang sembuh, 8 orang rawat inap, dan 38
meninggal dunia. Lantas, data Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 664 orang,
satu orang menjalani rawat inap, 7 rawat jalan, 8 orang dalam pemantauan, dan
656 selesai pemantauan.
Sumber : Kumparan.com