Nasional

Mengapa Harga Kain Batik Bisa Sangat Tinggi?

By Ribi Amalia Kamis, 03 Oktober 2024 Pengunjung (42) 3 Menit Bacaan
mengapa-harga-kain-batik-bisa-sangat-tinggi (travel.kompas.com)

BERITANESIA.ID - Batik telah menjadi salah satu warisan budaya Indonesia yang tidak hanya dikenal karena keindahan motifnya, tetapi juga karena harganya yang sering kali dianggap mahal. Harga kain batik yang tinggi memang kerap menimbulkan pertanyaan, terutama bagi mereka yang kurang memahami proses di balik pembuatannya. Namun, ada alasan kuat mengapa kain batik, khususnya batik tulis, dihargai dengan angka yang cukup tinggi.

Menurut Budi Dwi Harryanto, pendiri Rumah Batik Palbatu, salah satu faktor utama yang membuat harga kain batik mahal adalah proses pembuatannya yang rumit dan memakan waktu. Batik tulis, yang merupakan bentuk tradisional pembuatan batik, memerlukan teknik yang sangat detail dan dikerjakan secara manual oleh para pengrajin. "Satu lembar kain batik tulis bisa memakan waktu dari satu minggu hingga satu bulan, tergantung pada tingkat kerumitan motifnya," ungkap Budi. Semakin rumit motifnya, semakin lama waktu yang dibutuhkan, sehingga harga kain batik tersebut pun semakin tinggi.

Batik yang dibuat dengan teknik cetak (printing) memang bisa diproduksi lebih cepat dan massal, sehingga harganya lebih murah dibandingkan dengan batik tulis. Namun, batik tulis memiliki nilai seni yang tinggi karena setiap motifnya digambar secara manual menggunakan canting dan lilin malam. Inilah yang membedakan batik tulis dengan batik cetak. "Batik tulis adalah hasil karya yang unik. Setiap goresannya memiliki cerita dan karakter yang tidak bisa ditiru oleh mesin," lanjut Budi.

Di sisi lain, banyak pedagang batik yang hanya membeli batik dalam jumlah besar dari pengrajin dengan harga murah, lalu menjualnya dengan harga yang jauh lebih tinggi. "Para pedagang ini biasanya tidak terlibat langsung dalam proses pembuatan, mereka hanya berorientasi pada keuntungan," kata Budi. Hal ini membuat harga kain batik di pasaran semakin bervariasi, dan terkadang konsumen tidak bisa membedakan mana batik asli yang dibuat dengan teknik tradisional dan mana yang hanya dicetak.

Tidak semua batik yang dijual dengan harga tinggi memiliki keaslian yang sama. Untuk memastikan bahwa kain batik yang dibeli benar-benar asli, konsumen perlu memahami proses pembuatan batik tradisional, seperti penggunaan canting dan lilin malam. "Harga mahal belum tentu menjamin keaslian batik. Konsumen harus cermat dalam mengenali otentisitasnya," tegas Budi.

Salah satu ciri batik tulis yang asli adalah motif yang tembus hingga ke bagian belakang kain, sementara batik cetak biasanya hanya terlihat di satu sisi saja. Selain itu, batik tulis juga memiliki detail yang lebih halus dan tidak seragam, karena dibuat dengan tangan. Proses ini membutuhkan kesabaran dan keterampilan tinggi, yang tidak dimiliki oleh setiap pengrajin.

Selain faktor produksi, branding juga memiliki pengaruh besar terhadap harga batik. Batik yang sudah memiliki brand atau nama besar sering kali dijual dengan harga yang jauh lebih mahal, meskipun kualitasnya belum tentu lebih baik dari batik yang dibuat oleh pengrajin lokal tanpa brand. Menurut Budi, banyak pedagang yang memanfaatkan merek dan popularitas untuk menaikkan harga batik secara signifikan. "Pedagang yang memiliki nama besar bisa menjual batik dengan harga tinggi karena mereka menjual bukan hanya kain, tetapi juga citra atau brand yang mereka miliki," jelasnya.

Akan tetapi, penting bagi kita untuk menghargai setiap karya seni, termasuk batik. Meski harganya tinggi, di balik selembar kain batik terdapat cerita, kerja keras, dan keterampilan para pengrajin yang telah melestarikan tradisi ini selama bertahun-tahun. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika kain batik, terutama yang dibuat secara tradisional, dibanderol dengan harga yang cukup tinggi.

Berita Lainnya