BERITANESIA.id - Anemia pada anak sering kali terabaikan karena dianggap lebih sering dialami oleh orang dewasa. Padahal, anak-anak juga rentan mengalami kondisi ini jika asupan nutrisinya tidak terpenuhi, terutama zat besi. Anemia terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah atau hemoglobin yang berfungsi untuk mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh. Hal ini dapat berdampak serius pada tumbuh kembang anak jika tidak segera ditangani.

Jika anak tidak mendapatkan cukup makanan yang kaya zat besi, produksi hemoglobin dalam tubuh akan menurun drastis, menyebabkan anemia. "Tanda-tanda utama anemia pada anak usia sekolah adalah lemas, lesu, tidak bergairah, dan tidak aktif," ungkap Dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH, dalam acara Ideatalks di Jakarta Convention Center. Gejala ini muncul karena kurangnya suplai oksigen akibat rendahnya hemoglobin. Jika dibiarkan, anemia dapat mempengaruhi kemampuan anak untuk berprestasi di sekolah. “Selain lemas dan lesu, anak juga mungkin mengalami penurunan prestasi akademik,” tambahnya.

Selain gejala fisik, anemia juga berdampak pada mental anak. Anak yang mengalami anemia cenderung mengisolasi diri dan enggan berinteraksi dengan teman-temannya. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk segera mencari penanganan yang tepat jika menemukan gejala anemia pada anak agar dampak buruknya dapat dicegah.